RSS

Pintar Bahasa Asing dengan Homeschooling di Indonesia

Bermain adalah bentuk tertinggi dari riset.   Kutipan dari Albert Enstein yang masih terngiang di telinga kita. 
 Gambar 1. Ilustrasi kedua anak sedang asyik belajar

Sebagai contoh kita simak kisah nyata dari orang yang menerapkan homeschooling di Indonesia

" Bagaimana mungkin anak homeschooling bisa belajar bahasa Mandarin? Pakai Rosetta Stone?
 Aku menjawab:
‘Dengan cara yang sama seperti ketika kamu memutuskan belajar bahasa Mandarin.’
Siapa tahu, Rosetta Stone (piranti lunak komputer untuk belajar bahasa asing) bisa jadi awal yang baik. Ketika anak homeschooling memutuskan bahwa bahasa Mandarin diperlukan sebagai bagian dari pendidikannya, dia akan putar otak bagaimana cara mendapatkan sumber-sumber pembelajarannya.

Dia tidak akan putus asa, mengatakan, “Oh tidak! Aku tidak bersekolah di sekolah yang mengajarkan bahasa Mandarin. Malahan aku tidak bersekolah sama sekali karena homeschooling. Sekarang aku tidak akan pernah bisa belajar bahasa Mandarin, dan hidupku sudah tamat sekarang. Di dunia ini tidak ada lagi tempat belajar bahasa Mandarin selain di sekolah dasar.”

Sebetulnya pernyataan tidak berdaya seperti itu lebih mungkin keluar dari mulut anak sekolah. “Aku tidak bisa karena aku tidak diajari itu di sekolah.”
Beberapa cara anak homeschooling bisa belajar bahasa Mandarin:

1. Belajar secara gratis atau berbayar dari situs-situs  pembelajaran bahasa Mandarin di internet
2. Memanggil guru privat bahasa Mandarin
3. Dan cara-cara lain yang bisa digunakan oleh manusia yang termotivasi untuk belajar bahasa Mandarin atas keinginannya sendiri dan bukan karena tuntutan kurikulum. "

 Gambar 2. Anak dan Guru Pendamping yang sedang Belajar


Pertanyaannya adalah “apakah homeschooling memiliki ijazah?” Jawabnya bisa iya bisa tidak, namun bagaimana jika ada yang bertanya “apakah kemampuan anak yang melakukan homeschooling diakui di dunia pekerjaan?”.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: